PENCAMPURAN SERAT
Dalam proses pencampuran serat, ada dua
macam istilah yang sering diartikan sama tetapi sebenarnya masingmasing
mempunyai pengertian yang berbeda. Perbedaan pengertian istilah tersebut
berdasarkan jenis atau macam serat yang akan dicampur. Dua istilah dalam
pencampuran tersebut adalah :
1. Blending
2. Mixing
Adapun prosesnya sebagai berikut :
4.1
Pembukaan Bungkus Bal Kapas
Setiap bal kapas yang dating dari gudang,
tidak langsung dicampur melainkan diletakkan diatas landasan kapas yang khusus
disediakan di ruangan mixing untuk tempat pembukaan pelat pembalut bal kapas.
Besi pelepas atau
gunting pemotong pelat pembalut kapas bal kapas terdiri dari dua potong besi yang
dipergunakan untuk membuka sambungan pelat besi pembalut dan kemudian pelat-pelat
pembalut ini ditarik keluar dari bal-bal kapas, sehingga bagian atas dari
balbal telah bebas dari pelat pembalutnya. Sesudah itu keatas sebuah landasan
kapas lainnya yang telah dirapatkan letaknya dengan landasan kapas yang
pertama, digulingkan dengan hati-hati bal kapas tadi sambil menahan pembalutnya
pada landasan kapas yang pertama. Kemudian kotoran-kotoran yang melekat pada
bal kapas itu dibersihkan.Apabila ini sudah selesai, maka dengan sebuah gerobak
tarik yang khusus dibuat untuk mengangkat landasan kapas, maka kapas tersebut
dibawa ke tempat penyimpanan yang telah ditentukan. Setelah sampai ditempatnya
lalu ditulis merek dari kapas tersebut pada salah satu kayu pinggiran dari
landasan kapas.
Pemasangan merek ini adalah perlu sekali
untuk memudahkan penyusunan bal-bal kapas di ruangan blowing. Selanjutnya pembalut
yang telah dilepas tadi dibawa ke ruangan tempat limbah dan kapas-kapas yang melekat
pada pembalut tersebut dilepaskan dan dikumpulkan. Kapas yang baik dan bersih
dibawa ke ruangan blowing dan yang kotor dipisahkan pada tempat yang telah
ditentukan. Pembalut dari masing-masing bal kapas dikumpulkan menjadi satu dan
ditimbang untuk mengetahui beratnya. Dengan mengurangi jumlah berat pembalut
dan bungkus ini dari jumlah berat yang dicatat oleh petugas gudang, maka kita
dapat mengetahui berat kapas yang diolah di ruangan blowing.
4.2
Penyimpanan Bal Kapas di Ruang Mixing
Bal-bal
kapas yang telah dibuka itu,
tidak segera diolah diblowing, tetapi disimpan lebih dulu di ruangan
mixing
selama satu malam. Maksud dari penyimpanan ini dapat dijelaskan sebagai
berikut
: Kelancaran proses pembukaan dan pembersihan di mesinmesin blowing
sangat
dipengaruhi oleh kondisi atau sifat-sifat seratnya antara lain ialah
kepadatan
dan kandungan air. Kapas yang baru saja
dibuka masih dalam kondisi yang padat sekali sehingga sukar untuk dibuka
dan
dibersihkan apabila kapas tersebut langsung disuapkan ke mesin blowing.
Disamping
itu kandungan airnya mungkin tidak sesuai dengan standar yang
ditentukan.
Untuk
mengatasi kesulitankesulitan tersebut diatas, maka setelah bal kapas dibuka,
pembalut dan pembungkusnya kemudian disimpan dan dibiarkan mengembang dengan sendirinya
selama satu malam. Serat kapas yang kering akan kehilangan sebagian dari
kekuatannya, sehingga kalau diolah dalam keadaan demikian, serat-serat yang
panjang akan mudah putus didalam mesin.
Hal
ini tidak akan kelihatan dengan mata, tetapi akan terbukti dari hasil pengujian,
bahwa Persentase serat pendek bertambah tinggi, sehingga kekuatan benang
menjadi berkurang. Sebaliknya jika penyimpanan ini terlalu lama, yang akan
mengakibatkan kurang baik, karena seringkali terjadi bagian atas dari bal-bal
kapas itu menjadi terlalu lembab.
Kalau
lantai ruangan mixing juga tidak kering, maka bagian bawah juga akan menjadi
terlalu lembab. Kapas yang terlalu lembab dapat menimbulkan kesukaran-kesukaran
dalam pengolahannya di mesin-mesin. Oleh karena itu ruangan mixing harus mempunyai
kondisi tertentu dan pergantian udara harus dapat berlangsung dengan bebas.
4.3
Blending
Blending ialah pencampuran antara dua
jenis serat atau lebih yang sifat-sifat dan atau harganya berbeda, dengan tujuan
untuk mendapatkan hasil benang dengan mutu dan harga yang diinginkan. Misalnya
kita akan membuat benang campuran antara serat polyester dan serat kapas dengan
perbandingan 65 % Polyester dan 35 % kapas, maka sebelum proses dikerjakan kita
sudah dapat meramalkan benang campuran yang akan dihasilkan diharapkan akan
mempunyai sifat-sifat antara lain :
·
lebih kuat
·
lebih rata
·
tahan kusut dan lain-lain
Syarat-syarat
yang perlu diperhatikan dalam blending ini antara lain adalah :
·
panjang serat
·
kehalusan serat
·
kekuatan dan mulur serat
·
Persentase perbandingan
Jadi yang diartikan dengan blending
dalam pemintalan ialah pencampuran dua macam serat atau lebih dengan
memperhatikan persyaratan diatas untuk diolah menjadi benang dengan hasil yang dapat
diramalkan sebelumnya dan kalau dikemudian hari akan membuat benang semacam itu
dapat dengan mudah dilaksanakan. Blending yang dilakukan di pabrik pemintalan di
Indonesia biasanya antara :
·
Serat Polyester dengan serat kapas
·
Serat Polyester dengan serat rayon
·
Serat kapas dengan serat buatan lainnya.
Dalam pelaksanaannya blending dapat
dilakukan antara lain pada mesin-mesin blowing, carding dan drawing. Dari
beberapa cara tersebut yang banyak dipakai ialah blending yang dilakukan pada
mesin drawing dan dalam beberapa hal juga dilakukan di mesin blowing. Blending
yang dilakukan di mesin Blowing mempunyai kelemahan-kelemahan antara lain
disebabkan karena adanya perbedaan panjang serat, jumlah kotoran, berat jenis,
sifat-sifat fisik dan mekanis lainnya antara serat polyester dan serat kapas.
Panjang serat, jumlah kotoran yang berbeda seharusnya memerlukan setting dan
tingkat pembukaan yang berbeda-beda. Serat-serat yang berat jenisnya lebih
kecil kemungkinan besar akan terhisap lebih dahulu dibandingkan dengan
seratserat yang berat jenisnya lebih besar, sehingga blending yang diharapkan
mungkin tidak dapat tercapai. Demikian pula terhadap sifat-sifat fisik dan
mekanis lainnya perlu diperhatikan.
Dari
uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya berbagai macam
perbedaan sifat-sifat serat, maka sukar sekali untuk menentukan kondisi
pengolahan yang sesuai, misalnya besarnya setting dan pukulan, kekuatan hisapan
udara, kelembaban dan sebagainya. Dengan demikian blending pada mesin blowing
biasanya hanya dilakukan apabila terdapat beberapa persamaan sifat dari serat-serat
yang dicampurkan, misalnya serat polyester dan serat rayon. Blending pada mesin
drawing biasanya dilakukan dengan cara mengatur perbandingan rangkapan dan
susunan sliver yang disuapkan pada mesin drawing passage pertama. Dengan cara
tersebut, maka Persentase campuran yang diinginkan dapat dicapai.
4.4
Mixing
Tujuan dari mixing di pemintalan ialah untuk mengurangi ketidakrataan hasil
benangnya. Mixing biasanya dilakukan terhadap
serat-serat yang sejenis. Biasanya kapas yang datang, walaupun spesifikasi
telah ditetapkan dalam pemintalan, namun dalam kenyataannya sukar dipenuhi,
mungkin disebabkan jumlah persediaan sangat terbatas. Adakalanya
walaupun grade dan panjang staple
sama dalam spesifikasinya, namun karena berasal dari berbagai daerah yang
kondisinya tidak sama, maka dimungkinkan adanya perbedaan sifat antar kapas. Supaya
hasil produksi benang yang berasal dari kapas-kapas tersebut dapat dijamin
kesamaannya, maka perlu dilakukan mixing.
Mixing dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara, antara lain :
·
Pencampuran di lantai (floor mixing).
·
Pencampuran dalam ruangan (bin mixing).
·
Pencampuran selama penyuapan.
Dari berbagai macam cara tersebut
diatas, yang banyak digunakan ialah pencampuran selama penyuapan. Pada cara
ini, biasanya disediakan ± 24 bal kapas yang disusun sekeliling feed lattice
dari mesin pembuka (Hopper Bale Breaker).
Kemudian dari setiap bal kapas diambil segumpal demi segumpal dengan tangan dan
ditaruh diatas feed lattice, selanjutnya terus masuk kedalam
mesin Hoppe Bale Breaker. Walaupun
antar blending dan mixing pada hakekatnya mengandung
pengertian yang berbeda, dalam pengertian sehari-hari sering dicampur adukkan. Blending sering diberi pengertian
apabila percampuran dilakukan terhadap jenis serat yang berbeda, sedang
percampuran beberapa macam serat kapas untuk tujuan-tujuan tertentu
dipatal-patal di Indonesia seringkali digunakan istilah mixing. Berikut ini diberikan contoh blending yang pernah
dilaksanakan dan mungkin dapat dipergunakan sebagai pedoman. Blending/mixing benang 20 ss
·
Kapas M 15/16” = 50 %
Kapas
SM 15/16” = 50 %
·
Kapas M 15/16” = 70 %
Kapas
SM 15/16” = 30 %
·
Kapas M 15/16” = 50 %
Kapas SM 15/16” = 20 %
Kapas M 1” = 15 %
Kapas SMI 1” = 15 %
·
Kapas M 15/16” = 80 %
Kapas SM 15/16” = 20 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar