PROSES PEMBUATAN BENANG
Pada dahulu, prinsip pembuatan benang
yang umumnya telah digunakan sejak jaman dahulu sampai sekarang yaitu terdiri
dari proses-proses peregangan serat, pemberian antihan dan penggulungan yang
keseluruhannya disebut proses pemintalan.
Selain
itu, proses pemintalan yang sesungguhnya, baru dilakukan setelah serat-serat
mengalami proses-proses pendahuluan misalnya pembersihan, penguraian serat dari
gumpalan-gumpalan dan lainlain. Dahulu, pembersihan dan penguraian serat hanya
dilakukan menggunakan tangan, akan tetapi sekarang sudah menggunakan
mesin-mesin yang macamnya tergantung dari pada jenis serat yang digunakan. Untuk
mempelajari macam-macam mesin yang digunakan, perlu diketahui sistem yang
digunakan pada proses pintal. Sistem-sistem itu antara lain ialah :
5.1
sisem pintal dengan flyer
Dalam system flyer digunakan alat pintal
fleyer. Alat ini terdiri dari suatu spindle yang dapat diputar melalui roda
pemutar spindel. Pada ujung spindel tersebut diterapkan flyer, sehingga bila
spindel ber putar, maka flyer juga turut ber putar. Bobin dimana poros spindel
dimasukkan, dapat ber putar bebas dan dapat diputar tersendiri melalui roda
pemutar bobin. Waktu proses berlang sung, kelompok serat melalui puncak flyer,
keluar melalui lubang saluran benang secara radial, lalu dibelitkan melalui
kait pengantar benang dari sayap flyer ke bobin untuk digulung. Bobin dan flyer
berputar sama arah nya tetapi bobbin lebih cepat, sehingga terjadi
penggulungan. Sedangkan putaran flyer dipakai untuk memberikan antihan pada
benang.
Sistem
ini digunakan untuk memintal serat-serat panjang seperti flax, henep, wol yang panjang
dan sebagainya. Dalam pembuatan benang kapas, biasanya mesin roving sebelum
mesin pintal benang yang sesungguhnya.
5.2
sistem pintal mule
Sistem pintal mule ini menggunakan
prinsip seperti pembuatan benang dengan kincir. Kalau pada pembuatan benang
dengan kincir peregangan serat-serat dan penggulungan benang dilakukan dengan
menjauhkan tangan yang memegang gumpalan serat dan mendekatkan pada spindle
pada waktu penggulungan benang, tetapi pada proses dengan sistem mule,
spindelnya yang digerakkan dan mendekatkan pada waktu penggulungan. Sistem ini
banyak digunakan untuk membuat benang dari wol yang kasar sampai yang halus.
5.3
sistem pintal cap
Cap atau topi yang berbentuk seperti bel
yang dapat diletakkan pada ujung spindle. Karena poros bobbin menyelubungi
spindel, maka bobin dapat diputar walaupun spindelnya diam. Pada spindel
diterapkan leher yang dilekatkan pada roda dimana terdapat bobin , sehingga
roda , leher dan bobin dapat berputar
bersamasama. Benang yang berasal dari rol depan melalui pengantar digulungkan
pada bobbin dengan bergeser pada bobbin Cap. Karena terjadi gesekan antara
benang dan bibir Cap, maka dengan berputarnya bobin, benang dapat tergulung.
Bibir Cap berfungsi sebagai pengantar benang. Putaran benang mengelilingi bibir
Cap, menghasilkan putaran atau antihan pada benang. Sistem ini banyak digunakan
pada pembuatan benang dari wol.
Keterangan :
A : Cap atau topi
B : Spindel
C : Leher spindel
D : Roda pemutar benang
E : Bobin
|
5.4
sistem pintal ring
Sistem ini yang paling banyak digunakan
untuk pembuatan benang. Di Indonesia hampir semua pabrik penghasil benang menggunakan
sistem ini. Dipakai terutama untuk seratserat yang relatif pendek, terutama
serat kapas. Prinsipnya dapat diikuti sebagai berikut, Spindel diputar melalui
pita. Bobin yang berlubang dapat dimasukkan ke spindle sedemikian, sehingga
kalau spindel berputar bobin turut pula berputar. Melingkari bobbin tersebut terdapat
ring yang terletak pada landasan ring yang dapat naik turun. Pada bibir ring
dimasukkan semacam cincin kecil berbentuk “C” yang disebut traveller dan
berfungsi sebagai pengantar benang selama penggulungan. Agar benang tidak
mengenai ujung spindel selama dipintal, maka diatas spindel dipasang pengantar
benang yang berbentuk seperti ekor babi. Benang dari rol depan melalui
pengantar benang selanjutnya digulung ke bobin yang lebih dahulu melalui
traveller.
Karena
bobin berputar maka traveller turut berputar mengelilingi
bibir
ring. Oleh sebab traveller mengalami gesekan,
maka putaran bobin lebih cepat dari pada traveller, sehingga terjadilah
penggulungan benang pada bobin dan bersamaan dengan itu putaran
traveller
memberikan antihan pada benang.
Keterangan :
A
: Roda pemutar spindel
B
: Landasan ring
C
: Ring
D
: Bobin
E
: Traveler
F
: Pengantar benang
H
: Pemisah
|
5.5
sistem pintal open end
Sistem pintal Open-end adalah cara
pembuatan benang dimana bahan baku setelah mengalami peregangan seolah-olah
terputus (terurai kembali) sebelum menjadi benang. Berbeda dengan sistem yang
diuraikan terdahulu, maka pada sistem ini pemberian antihan tidak menggunakan
putaran spindel tetapi dengan cara lain yaitu dengan menggunakan gaya
aerodinamik yang dihasilkan oleh putaran rotor. Salah satu prinsip pemintalan Open-end
sebagai berikut :
Bahan berupa sliver masuk melalui
corong, diambil oleh rol penyuap, dimasukkan ke daerah penggarukan. Oleh rol
pengurai serat-serat diuraikan. Selanjutnya melalui pipa disalurkan ke rotor.
Oleh rotor, serat dikumpulkan sepanjang sudut bagian dalam rotor, kemudian serat-serat
masuk ke saluran dimana susunan serat-serat tersebut sudah menjadi benang yang
antihannya ditentukan oleh rotor tersebut. Oleh perbedaan putaran rotor dengan
kecepatan tarikan rol pelepas, maka terjadilah antihan dan penggulungan. Dari
rol pelepas benang digulung pada bobin di atas rol penggulung.
Dengan sistem ini produksinya jauh
lebih tinggi dari pada sistem-sistem lain. Bahan baku dalam proses pembuatan
benang adalah serat dan melalui proses pembukaan, pembersihan, peregangan dan
pemberian antihan terbentuklah benang. Ditinjau dari panjang serat yang
digunakan maka cara pembuatan benang digolongkan menjadi tiga sistem, yaitu :
·
Pembuatan Benang Sistem Serat Pendek
·
Pembuatan Benang Sistem Serat Sedang
·
Pembuatan Benang Sistem Serat Panjang
5.6
mesin-mesin pembuatan benang
Adapun mesin pembuatan benang sebagai
berikut :
1.
Mesin Blowing
Pada proses pemintalan serat staple atau serat
pendek maka bahan yang akan diproses harus melalui proses blowing karena bahan
baku serat pendek tersebut dikemas dalam bentuk bal yang merupakan serat-serat
pendek yang dipadatkan dan berbentuk kotak. Oleh karena itu maka serat serat
yang menggumpal harus diurai atau dibuka terlebih oleh mesin blowing . Adapun tujuan proses blowing adalah :
·
Mencampur serat
·
Membuka gumpalan-gumpalan serat.
·
Membersihkan kotoran-kotoran
·
Membuat gulungan lap
Untuk melakukan fungsi tersebut maka mesin blowing
terdiri dari beberapa mesin yang dirangkaikan menjadi satu. Adapun contoh
susunan mesin tersebut adalah :
a. Axifeed
Blender e.
Overhead
b. Axiflow
Cleaner f. Buckley
Cleaner
c. Cage
Section g.
Scutcher
d. Hopper
Feeder
2. Carding
Secara singkat, tujuan dari mesin Carding adalah :
a. Membuka
gumpalan-gumpalan serat lebih lanjut, sehingga serat-seratnya terurai satu sama lain.
b. Membersihkan
kotoran-kotoran yang masih ada didalam gumpalan-gumpalan serat atau yang
tersangkut sejauh mungkin.
c. Memisahkan
serat-serat yang sangat pendek dari serat-serat panjang (main fibre).
d. Membentuk
serat-serat tersebut menjadi sliver , dengan arah serat ke sumbu dari sliver.
Prinsip Mesin Carding
Proses carding dilakukan dengan melewatkan lapisan atau
gumpalan serat diantara dua permukaan yang menyerupai parut kawat yang bergerak
dengan kecepatan yang berbeda. Dengan demikian maka gumpalan-gumpalan serat
tersebut akan tergaruk dan terurai. Karena jarak antara kedua permukaan itu
sengat dekat, maka gumpalan-gumpalan kapas tersebut akan membentuk lapisan serat yang tipis dan
tersebar pada permukaan, dengan letak
serat mengarah ke arah gerakan permukaan.
Pada dasarnya, ada dua gerakan pokok pada mesin
Carding yang dilakukan oleh permukaan seperti parut yaitu Carding action
(Gerakan penguraian) dan Stripping action (gerakan pengelupasan dan pemindahan).
Perbedaan antara kedua gerakan ini terutama ditentukan oleh ujung yang tajam
dan arah serta kecepatan permukan kawat tersebut.
·
Gerakan Penguraian (Carding Action),
terjadi bila dua permukaan yang dilapisi jarum dengan arah yang berlawanan dan
bergerak dengan kecepatan yang berbeda, dengan arah putaran yang sama. Silinder
dengan kecepatan yang tinggi dan flat dengan kecepatan yang lambat. Juga
terjadi antara silinder dengan kecepatan yang tinggi dengan doffer yang
kecepatan relatih lebih lambat.
·
Gerakan pemindahan/pengelupasan
(Strippinng Action), Gerakan pemindahan/pengelupasan terjadi bila dua permukaan
yang dilapisi jarum-jarum dengan arah yang sama bergerak dengan kecepatan yang
berbeda (lambat dan cepat) dengan arah gerakan yang sama,sehingga bagian yang
tajam dari jarum pada permukaan yang bergerak cepat, seakan-akan menyapu bagian
yang tumpul dari jarum pada permukaan yang dilaluinya. Proses Stripping Action
ini terjadi antara Taker-in dengan Silinder dan Doffer dengan Doffer comb.
Dalam hal ini kecepatan silinder ralatif lebih besar dari kecepatan Taker-in, sehingga seakan
serat berpindah ke permukaan silinder. Gerakan Stripping Action ini juga terjadi
antara doffer dan doffer comb.
3. Mesin
Drawing
Pada prinsipnya mesin drawing merupakan proses
peregangan pada bahan yang berupa sliver sehingga bahan tersebut setelah
mengalami proses drawing akan mengalami pengecilan bahan, pensejajaran atau
pelurusan serat, perangkapan dan pencampuran bahan. Selain itu tekukan tekukan
yang dialami serat karena proses carding akan kembali diluruskan pada proses
ini.
Adapun tujuan
proses drawing secara umum adalah :
a. Meluruskan
dan mensejajarkan serat-serat dalam sliver ke arah sumbu dari sliver
b. Memperbaiki
kerataa berat per satuan panjang, campuran atau sifat-sifat lainnya dengan
jalan perangkapan.
c. Menyesuaikan
berat sliver per satuan panjang dengan keperluan pada proses berikutnya
Mesin drawing terbagi tiga bagian utama
yaitu :Bagian penyuapan, bagian peregangan dan bagian penampungan.
Prinsip
Kerja Mesin Drawing :
Karena
berfungsi sebagai perangkapan dan pencampuran maka untuk bahan baku mesin
drawing memerlukan beberapa buah Can, kurang lebih 6 yang berisi sliver hasil
Carding atau Combing ditempatkan di bagian belakang mesin drawing, kemudian
masing-masing sliver dilalukan pada garpu pengantar sliver terus melalui
pasangan rol penyuap dan sendok pengantar sliver, traverse sliver yang dapat
begerak sendiri ke kiri dan ke kanan. Selanjutnya semua sliver di suapkan
barsama-sama kepada keempat pasangan rol-rol peregang dimana terdapat apron
pembersih. karena kecepatan permukaan rol-rol peregang berturut-turut makin
cepat, maka kapas tersebut akan mengalami penarikan dan peregangan yang
biasanya berkisar 6 sampai 8 kali, sehingga sebagian besar serat-serat menjadi
lurus dan sejajar ke arah sumbu sliver. Karena
adanya penarikan dan peregangan, maka sliver yang keluar dari rol depan akan
berukuran kurang lebih seperti sliver yang disuapkan. Sliver drawing yang
keluar dari rol depan masing-masing berbentuk seperti pita yang berdampingan
satu sama lain melalui pelat penampung terus disatukan melalui terompet, rol
penggilas , coiler dan ditampung ke dalam can yang berputar diatas turn table
seperti halnya pada mesin carding.
4. Mesin
Combing
Pada mesin combing terjadi proses penyisiran serat,
sehingga serat-serat pendek berikut kotorannya dapat dipisahkan, ujung-ujung
serat yang tertekuk diluruskan dan letak serat-seratnya menjadi sejajar satu
sama lainnya. Dengan demikian lap yang telah mengalami proses combing, hasilnya
berupa sliver yang panjang seratnya relatif sama, lebih bersih dari kotoran dan
relatif sejajar letaknya, sehingga pada proses drawing drafting seratnya dapat
lebih mudah. Agar penyisiran di mesin combing dapat berhasil baik dan efisien,
maka sliver hasil carding perlu mengalami proses peregangan pendahuluan pada
mesin pre-drawing atau sliver lap, agar serat-seratnya menjadi agak lurus untuk
disisir. Agar proses penyisiran lebih cepat, maka sliver tesebut perlu dirubah
bentuknya menjadai lap-lap kecil pada mesin bobbin lap atau lap former. Untuk
memperoleh hasil lap yang rata maka beberapa jajaran sliver dirangkap menjadi
satu sebelum digulung menjadi lap kecil.
Mesin Combing merupakan Mesin perantara mesin
Carding dan Drawing. Fungsi dari mesin Combing adalah :
a. Memisahkan
kotoran-kotoran yang masih terdapat pada sliver hasil mesin Carding.
b. Memisahkan
serat-serat pendek dengan panjang tertentu, dengan tujuan untuk memperbaiki
kerataan panjang serat.
c. Meluruskan
dan mensejajarikan serat yang lebih baik, sehingga proses regangan pada proses
berikutnya dapat dilakukan dengan mudah.
5. Mesin
Roving
Setelah mengalami proses peregangan, perangkapan,
pensejajaran dan pelurusan serat pada mesin drawing maka serat yang dalam
bentuk sliver diproses pada mesin roving. Serat-serat yang telah sejajar lurus
dan rata hasil dari proses drawing sebelum dibuat menjadi benang harus melewati
proses roving, karena pada mesin ini sliver akan mengalami pengecilan diameter (peregangan),
pemberian sedikit antihan, penggulungan dalam bobin yang sesuai dengan proses
selanjutnya (proses ring spinning). Sehingga fungsi atau tujan dari proses
roving adalah :
a. Peregangan
(drafting) pada sliver sehingga diameternya mengecil dan serat lebih sejajar
b. Pemberian
antihan (twisting) pada sliver roving untuk meningkatkan kekuatan tarik pada
saat peregangan di proses ring spinning
c. Penggulungan
(winding) sliver roving pada bobin yang sesuai untuk proses selanjutnya (ring
spinning).
Peregangan (drafting), Peregangan dilakukan oleh 3
(tiga) pasang rol peregang. Terjadinya regangan karena terdapat perbedaan
kecepatan permukaan dari rol depan (front roll) lebih besar dari pada kecepatan
permukaan rol belakang (back roll). Akibatnya sliver berubah menjadi lebih
kecil. Pada mesin roving tidak terjadi perangkapan sehinga sliver yang
dihasilkan tetap mempunyai diameter yang kecil. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan pada saat peregangan sliver roving menjadi benang pada mesin ring
spinning
Pemberian Antihan (twisting), Antihan pada roving
terjadi akibat perbedaan kecepatan putaran antara rol peregang depan dengan
putaran spindle (flyer). Pada proses ini sliver diberi antihan bertujuan untuk
memberi kekuatan tarik pada sliver walaupun jumlah antihan yang diberikan tidak
terlalu besar.
Pengulungan (winding), Penggulungan terjadi karena
kecepatan putar bobin yang lebih besar daripada kecepatan putar spinle flyer.
Walaupun arah putaran spindel dengan bobin sama tetapi karena bobin berputar
lebih cepat maka spindel akan diam relatif terhadap bobin.
6. Mesin
Ring Spinning
Mesin Spinning merupakan lanjutan dari mesin roving
yang akan merubah sliver roving menjadi benang yang diinginkan. Agar proses
pada mesin spinning berjalan dengan baik dan tidak mengalami kesulitan maka
pemberian antihan pada mesin roving diberikan secukupnya/tidak boleh terlalu
banyak. Sebab pada waktu peregangan pada mesin spinning dimana pembukaan antihan sliver roving menjadi serat-serat
yang dilakukan tidak akan mengalami kesulitan.
Proses pada mesin Spinning terbagi menjadi 3 bagian
yaitu :
a. Drafting
(peregangan), Proses penarikan serat-serat yang terjadi antara dua titik jepit
pasangan rol-rol yang berputar. Dimana kecepatan rol penariklebih cepat
daripada rol pendorongnya. Dan kecepatan rol peregang depan lebih cepat daripada
rol peregang belakang, sehingga terjadi prosses peregangan. Tujuan dari
peregangan adalah untuk mendapatkan nomer benang tertentu.
b. Twisting
(pemberi antihan), Merupakan syarat penting dalam pembuatan benang, karena
sangat menentukan kekuatan benang. Tujuannya adalah memberi sejumlah antihan
pada benang sesuai dengan nomer benang yang dipintal. Pada ring spinning twist
terjadi karena ujung benang bagian atas seolah-olah dipegang oleh pasangan rol
peregang depan dan bagian bawahnya
diputar oleh traveler.
c. Winding
(penggulungan), Terjadinya pengguluangan benang pada kain karena putaran
traveler lebih kecil daripada putaran spindle.
7. Mesin
Open End Spinning
Pada pemintalan sistem open end pembentukan
benangnya mengalami pemutusan kontinuitas antara bahan baku dengan bahan yang
dihasilkan. Penyuapan dalam sistem ini dilakukan dalam bentuk serat-serat
individu yang terbuka. Serat-serat yang disuapkan tadi akan disusun kembali
pada alur pengumpulan dilakukan dengan aliran udara. Oleh karena itulah terjadi
pemutusan bahan antara bahan yang disuapkan dengan benang yang dihasilkan.
a. Penyuapan
Bahan, Penyuapan bahan dilakukan oleh rol penyuap seperti lazimnya dan dapat di
atur kecepatannya. Bahan yang disuapkan oleh rol penyuap tadi diuraikan menjadi
serat-serat individu oleh penyisir (comber rol). Pembentukan benang akan
terjadi dengan terkumpulnya serat-serat yang disuapkan tadi pada alur pengumpul
serat.
b. Penyisiran
Serat, Penyisiran serat ini dilakukan oleh rol penyisir, yaitu suatu peralatan
berbentuk seperti taker in pada mesin carding. Oleh rol tersebut serat-serat
dari sliver diuraikan menjadi serat-serat individu. Penyisiran rol penyisir ini
akan membantu mengarahkan kedudukan serat-serat sehingga dalam perjalanan
maupun dalam penyusunan kembali serat-serat tersebut akan lebih teratur.
c. Pengumpulan
Serat dalam Rotor, Penyusunan kembali serat-serat individu pada alur pengumpul
serat merupakan permulaan pembentukan benang. Serat-serat tiba pada dinding
rotor secara tangensial dan pengambilan serat-serat tersebut sesudah menjadu
benang dilakukan secara aksial melalui bagian tengah dari dinding pemisah.
d. Pemberian
Antihan, Dalam kecepatan putaran rotor yang tinggi, cincin serat berbentuk pita
yang melingkar pada alur serat dalam rotor dapat dikatakan belum mempunyai
antihan meskipun sudah merupakan rangkaian serat-serat yang berukuran kehalusan
benang tertentu. Jika kedalam rotor, melalui lubang di tengah-tengah dinding
pemisah (separator) dimasukan benang pemancing maka ujung benang pemancing itu
akan terputar dan menempel pada cincin serat. Oleh adanya putaran ujung benang
tadi maka akan terjadi gaya puntir pada benang pemancing tersebut.
e. Penggulungan
Benang, Penggulungan benang dilakukan oleh rol penggulung beralur dalam bentuk
cheese dan ukuran besar sesuai dengan keperluan. Hal ini dilakukan demikian
karena penggulungan ini terpisah sama sekali dengan proses pemberian antihan
sehingga tidak mempengaruhi proses tersebut.
5.7
pembuatan benang kapas
Ditinjau dari segi besarnya regangan
atau urutan proses maka cara pembuatan benang kapas ada beberapa macam, yaitu :
·
Cara memintal dengan regangan biasa.
·
Cara memintal dengan regangan tinggi.
·
Cara memintal dengan regangan sangat
tinggi.
5.7.1
cara memintal dengan regangan biasa
Biasanya digunakan untuk membuat benang
yang halus yaitu benang Ne1 30 sampai dengan Ne1 150. Urutan proses dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Bal
Kapas
2. Blowing
& Picking
3. Carding
4. Drawing
1
5. Drawing
2
6. Drawing
3
7. Slubbing
8. Intermediate
9. Roving
1. Jack
1. Winding
1. Spinning
Pada
urutan proses diatas, terdapat tiga tahap pengerjaan di mesin drawing, hal ini bertujuan
untuk mendapatkan persentase campuran yang lebih baik.
Sedangkan proses
yang dimulai dari mesin Slubbing, Intermediate, Roving dan Jack bertujuan untuk
memberikan regangan pada sliver / roving secara bertahap, sehingga benang yang
akan dihasilkan mempunyai kerataan yang baik. Karena kurang efisien penggunaan
sistem ini sekarang jarang dijumpai lagi.
5.7.2
cara memintal dengan regangan tinggi
Cara
ini banyak dijumpai di pabrik pemintalan kapas di Indonesia. Urutan proses
dapat diurutkan sebagai berikut :
1. Bal
Kapas
2. Blowing
& Picking
3. Carding
4. Drawing
1
5. Drawing
2
6. Roving
7. Spinning
8. Winding
Perbedaannya adalah terdapat dua tahap
proses di mesin Drawing dan satu tahap proses di mesin flyer atau yang biasa
disebut simplex. Walaupun jumlah mesinnya lebih sedikit namun dapat
menghasilkan benang yang nomornya sama dan tingkat kerataan benang yang baik,
karena konstruksi mesin yang sudah lebih baik.
5.7.3
cara memintal dengan regangan sangat tinggi
Cara
ini juga banyak dijumpai di Indonesia, dengan urutan proses sebagai berikut :
1. Bal
Kapas
2. Blowing
& Picking
3. Carding
4. Drawing
1
5. Drawing
2
6. Spinning
7. Winding
Urutan proses system
super hight draft ini sangat berbeda dengan urutan proses yang lain. Perkembangan
selanjutnya merupakan bagaimana usaha untuk memperbesar produksi dengan biaya
yang sekecilkecilnya.
Dengan memperbaiki konstruksi,
menambah peralatan dan mempertinggi kecepatan dan penggunaan tenaga kerja
sedikit mungkin. Pada
saat ini telah dibuat System Hock, yaitu kapas yang telah selesai diproses di mesin Blowing tidak
digulung menjadi lap, melainkan langsung ke mesin Carding sampai dilayani oleh
pekerja lagi. Dengan urutan proses sebagai berikut :
1. Bal
Kapas
2. Blowing
& Picking
3. Carding
4. Drawing
I
5. Drawing
2
6. Roving
7. Spinning
8. Winding
Disamping
cara tersebut diatas dewasa ini telah dikenal juga sistem baru yaitu Continous Automatic
Spinning System.
Pada cara ini
mesin Blowing, Carding dan Drawing dirangkaikan menjadi satu sehingga dengan
demikian dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja.
5.7.4
pembuatan benang sisir
Dipasaran
dikenal dua macam benang kapas yaitu : benang garu (Carded Yarn) dan
benang
sisir (Combed Yarn). Pada proses pembuatan benang garu, kapas setelah
melaui
proses di mesin Carding terus dikerjakan di mesin drawing seperti urutan
proses
yang telah diuraikan diatas, sedangkan pada proses pembuatan benang
sisir,
kapas setelah melalui proses di mesin Carding harus melalui proses di
mesin
Drawing. Pada mesin Combing terjadi proses penyisipan untuk memisahkan
serat-serat pendek yang biasanya berkisar antara 12 % sampai dengan 18 %
(sesuai kebutuhan) untuk dibuang sebagai comber noil. Benang Combing
biasanya
untuk keperluan kain rajut, benang jahit atau kain yang bermutu tinggi.
Urutan
proses pembutan benang sisir dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Bal
Kapas
2. Blowing
& Picking
3. Carding
4. Pre
Carding
5. Super
Lap
6. Combing
7. Drawing
8. Drawing
II
9. Roving
10. Spinning
11. Winding
5.8
pembuatan benang wol
Dalam
proses pembuatan benang wol terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu :
5.8.1
sistem pembuatan benang wol garu
Sistem pemintalan Woolen berbeda bengan
system pemintalan lainnya dan mempunyai ciri-ciri yang khusus pula, antara lain
:
·
Benangnya kasar dan empuk
·
Letak untaian serat-serat yang membentuk
benang tidak teratur
·
Mengkeret besar dan elastisitas rendah
·
Bahan baku serat wol rendah berasal dari
macammacam limbah serat, limbah benang atau limbah kain, yang kemudian digaru
dan kadang dicampur dengan serat-serat kain (misalnya serat sintetis).
Urutan proses
pemintalan benang wol garu :
1. Sortir
Bertujuan
untuk memisahkan setiap jenis bahan menurut klasifikasi tertentu agar
mendapatkan kwalitas bahan yang sama.
2. Opening
& Cleaning
Bertujuan
untuk :
a. pembukaan
setelah pencelupan
b. pembukaan
persiapan sebelum pencampuran
c. pembukaan
bahan sebelum pencucian
d. pembersihan
carbon setelah proses carbonization
e. pembersihan
kotoran-kotoran
3. Washing
Bertujuan
untuk membersihkan kotorankotoran serta minyak-minyak yang menempel pada serat wol
dan dikerjakan pada larutan sabun atau soda pada suhu 40o selama ± 6jam.
4. Drying
Proses
yang dilakukan pada :
·
pengeringan yang dilakukan terhadap
bahan yang telah mengalami proses pencucian dan karbonisasi sehingga kadar
airnya tinggal ±20
%.
·
Pengeringan persiapan karbonisasi. Pengeringan
ini hanya dilakukan pada bahan benang wol garu.
5. Carbonization
Bertujuan
untuk :
a. Memisahkan
hasil tembahan noil, limbah benang dan serat-serat lain yang mungkin tercampur,
seperti serat kapas, serat sintetis.
b. Memisahkan
kotoran-kotoran yang menempel pada serat wol antara lain kulit, biji, ranting
yang berasal dari senyawa selulosa. Proses karbonisasi dapat menggunakan
larutan asam sulfat (wol carbonization).
6. Tearing
Into Fiber
Bertujuan
untuk menguraikan serat-serat menjadi bentuk yang dapat dipintal yang berasal
dari bahan baku yang berupa limbah benang maupun limbah kain. Agar tidak terlalu
banyak serat yang putus-putus, biasanya terlebih dahulu diadakan peminyakan
terhadap bahan baku yang akan disiapkan.
Jenis
mesin yang digunakan adalah :
a.
Rag Machine
Dalam proses ini bahan yang berasal dari
limbah kain diuraikan dalam bentuk serat-serat tanpa banyak mengalami kerusakan
serat yang cukup berarti sehingga memudahkan dalam proses berikutnya.
b.
Garnett Machine
Proses
ini bertujuan agar limbah benang atau bahan yang berasal dari mesin Rag dapat
dibuka dan diuraikan.
c.
Opening Card
Bagian
bahan yang belum sempurna terbuka dan terurai pada proses mesin garnett atau
bahan sebelum pencelupan dapat lebih terbuka dan terurai dengan dikerjakan pada
mesin Carding.
7. Mixing
& Oiling
Bertujuan untuk :
a.
mendapatkan campuran yang homogen dan
setiap jenis kwalitas bahan baku yang akan diolah.
b.
mendapatkan jumlah kandungan minyak yang
merata dalam bahan.
c.
mendapatkan harga pokok bahan baku yang
rendah.
8. Carding
Bertujuan untuk :
a.
menguraikan gumpalangumpalan serat
menjadi serat-serat individu.
b.
mencampur setiap jenis bahan dengan
baik.
c.
mendapatkan sliver yang rata.
9. Ring
Spinning
Wolen Spinning dikenal dengan dua cara, yaitu :
a.
Intermitten Spinning Machine
b.
Continous Spinning Machine
yang pertama adalah Mule spinning, sedangkan yang kedua
adalah Ring Spinning.
5.8.2
pembuatan
benang wol sisir
Prinsip dasar pemintalan sistem ini sama
dengan system pemintalan kapas dan sutera. Bahan baku serat wol mengalami
pengaliran untuk menghilangkan kotoran-kotoran, pensejajaran dan pelurusan
serta pemintalan serat pendek sehingga diperoleh benang yang berkilau dan rata
permukaannya. Umumnya diperlukan serat yang panjang serta kehalusan sama.
Perbedaan utama
terhadap sistem pemintalan kapas adalah urutan prosesnya. Dalam hal ini
serat
wol terlebih dahulu mengalami proses pengerjaan secara kimiawi dengan
jalan
pemasakan untuk menghilangkan bekas-bekas keringat dan kotoran
lain.
Selain
dari pada itu jumlah susunan dan jenis urutan mesin lebih banyak sistem
pemintalan worsted, menurut sifat bahan bakunya dapat dibagi dalam dua
cara,
yaitu :
·
Cara pemintalan Worsted Inggris
(Bradford)
·
Cara pemintalan Worsted Perancis
(Continental)
Umumnya
untuk serat wol panjang digunakan cara Inggris dan untuk serat wol pendek
digunakan cara Perancis.
Urutan proses
pemintalan benang wol sisir :
1. Sortir
Pemisahan atau pengelompokkan yang bertujuan untuk mendapatkan
kwalitas hasil benang yang sesuai tujuannya.
Pengelompokkan
ini didasarkan atas kehalusan, panjang, kekuatan, keriting (crimp), warna serat
dsb. Dan setiap lembaran yang berasal sari seekor biri-biri dikelompokkan
menjadi 3 – 4 kelas.
2. Washing
Bertujuan untuk menghilangkan kotorankotoran serta lemak-lemak
yang melekat pada serat wol. Pencucian dilakukan dengan menggunakan alkoli dan
sabun.
3. Drying
Serat wol yang telah mengalami pencucian kemudian
dikeringkan agar satu sama lain saling membuka.
4. Oiling
Bertujuan agar serat-serat yang telah mengalami pengeringan
tidak mudah patah/rusak (getas) pada serat proses caring dan juga menghidari
listrik statik dan serat-serat lebih lentur dan mempunyai sifat lenting yang
baik. Persentase peminyakan biasanya berkisar antara 2 – 3 % dari berat kering.
5. Carding
Bertujuan
untuk :
·
menguraikan gumpalan serat-serat wol
yang telah megalami pencucian dan pengeringan menjadi seratserat individu.
·
memisahkan serat-serat pendek dan yang
panjang serta menghilangkan kotoran-kotoran.
·
meluruskan serta mensejajarkan serat.
·
Membuat sliver atau lap.
Jenis
mesin Carding yang digunakan adalah Roller Card berbeda dengan mesin Carding
yang digunakan untuk proses kapas.
Hasil
akhir mesin Carding yang berupa sliver langsung ditampung dalam can, digulung
dalam bentuk ball atau gulungan (ball). Hasil perangkapan web dari 8 - 10 buah
mesin Carding.
6. Combing
Bertujuan
untuk :
·
memperbaiki kerataan pan jang serat.
·
Memisahkan serat-serat pendek dan
kotoran yang masih melekat dengan jalan penyi siran.
·
Mensejajarkan serta melu ruskan serat-serat.
Sliver yang dihasilkan dari proses pada mesin
Combing ini lebih rata dan biasanya disebut “TOP”.
Proses Combing ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : Cara Inggris
dan
Cara Perancis Cara Perancis biasanya digunakan untuk proses serat wol
merino,
sedangkan cara Inggris adalah untuk serat wol Inggris.
Sebelum
proses dilanjutkan, top yang dihasilkan dari proses Combing terlebih
dahulu mengalami
proses pencucian pada mesin Back Washing. Tujuan pencucian ini adalah
sebagai
berikut :
·
menghilangkan kotoran-kotoran serat
minyak yang melekat agar didapatkan hasil celupan yang baik.
·
menjaga kemungkinan terja dinya
perubahan warna, karena adanya reaksi kimia dari sisa kotoran minyak bila terjadi
penyimpanan yang lama.
·
Top sebagai bahan setengah jadi yang
juga diperjualbelikan maka sedikit banyaknya harus lebih baik kuwalitasnya dan
kenampakannya.
7. Drawing
Bertujuan
untuk :
·
meluruskan serta lebih mensejajarkan
letak seratserat kearah sumbu sliver.
·
mengurangi ketidakrataan sliver dengan
jalan perangkapan. Untuk melakukan proses drawing tersebut, biasanya dilakukan
pada mesin Gil Box.
Sesuai
dengan sifat bahan baku dan hasil benang yang diinginkan proses drawing ini
dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu :
1.
Fench drawing
2.
English drawing (disebut juga Brag Ford
System)
3.
Anglo-Continental drawing
4.
American drawing
5.
New English System atau Raper System
drawing
French
drawing digunakan untuk memproses dry top yang berasal dari serat wol merino
yang halus dan pendek. English drawing digunakan untuk memproses oil Top.
Anglo-Continental drawing dapat digunakan untuk memproses dry top maupun oil top.
American drawing susunannya sangat sederhana. New English System menggunakan
auto leveler sehingga menghasikan sliver yang rata dan merupakan suatu system
yang terbaru. Tujuan susunan mesin drawing serta besar nilai regangan dan jumlah
rangkapan tergantung pada cara yang digunakan serta sifat serat wol yang
diolah. Hal ini biasa digunakan pada cara Inggris dan Perancis untuk bahan
serat wol yang halus dan putih yang terdiri dari 9 susunan. Untuk serat-serat
wol medium terdiri dari 7 susunan, sedangkan untuk serat-serat wol panjang,
mohair dan lain sebagainya terdiri dari 6 susunan mesin drawing. Hasil akhir
dari mesin drawing ini merupakan Roving. Sebelum dilakukan proses drawing
pertama-tama diadakan pemilihan top. Pemilihan itu didasarkan pada kwalitas dan
harga top serta kwalitas benang yang akan dihasilkan.
8. Ring
Spinning
Sama halnya dalam proses pembuatan benang kapas, pada
proses di mesin Ring Spinning ini bertujuan untuk melaksanakan peregangan (drafting),
penggintiran (twisting) dan penggulungan (winding) terhadap roving untuk
mendapatkan benang yang rata. Karena roving dalam system worsted spinning ada
yang berasal dari cara drawing Inggris (yang mempunyai antihan) dan cara
drawing Perancis (yang tidak mempunyai antihan), maka mesin Ring spinning pun disesuaikan
dengan jenis roving yang diolah. Jenis mesin Ring spinning terdiri dari :
1. Mesin
Spinning Flyer (Flyer Spinning Frame)
2. Mesin
Spinning Cap (Cap Spinning Frame)
3. Mesin
Ring Spinning (Ring Spinning Frame)
4. Mesin
Mule Spinning (Mule Spinning Frame)
Mesin Spinning Flyer, mesin spinning Cap dan mesin
Ring Spinnng digunakan untuk mengolah roving yang berasal dari cara drawing
Inggris dan menghasikan benang yang berkilau. Mesin Ring Spinning dan mesin
Mule Spinning digunakan untuk mengolah roving yang berasal dari cara drawing
Perancis yang tidak mempunyai antihan dan menghasilkan benang yang empuk.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Coagulan
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Coagulant
Flokulan,nutrisi, bakteri
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium