Rabu, 13 November 2019

Proses Pembuatan Benang

PROSES PEMBUATAN BENANG
Pada dahulu, prinsip pembuatan benang yang umumnya telah digunakan sejak jaman dahulu sampai sekarang yaitu terdiri dari proses-proses peregangan serat, pemberian antihan dan penggulungan yang keseluruhannya disebut proses pemintalan.                                            
Selain itu, proses pemintalan yang sesungguhnya, baru dilakukan setelah serat-serat mengalami proses-proses pendahuluan misalnya pembersihan, penguraian serat dari gumpalan-gumpalan dan lainlain. Dahulu, pembersihan dan penguraian serat hanya dilakukan menggunakan tangan, akan tetapi sekarang sudah menggunakan mesin-mesin yang macamnya tergantung dari pada jenis serat yang digunakan. Untuk mempelajari macam-macam mesin yang digunakan, perlu diketahui sistem yang digunakan pada proses pintal. Sistem-sistem itu antara lain ialah :
5.1 sisem pintal dengan flyer
Dalam system flyer digunakan alat pintal fleyer. Alat ini terdiri dari suatu spindle yang dapat diputar melalui roda pemutar spindel. Pada ujung spindel tersebut diterapkan flyer, sehingga bila spindel ber putar, maka flyer juga turut ber putar. Bobin dimana poros spindel dimasukkan, dapat ber putar bebas dan dapat diputar tersendiri melalui roda pemutar bobin. Waktu proses berlang sung, kelompok serat melalui puncak flyer, keluar melalui lubang saluran benang secara radial, lalu dibelitkan melalui kait pengantar benang dari sayap flyer ke bobin untuk digulung. Bobin dan flyer berputar sama arah nya tetapi bobbin lebih cepat, sehingga terjadi penggulungan. Sedangkan putaran flyer dipakai untuk memberikan antihan pada benang.                                                      
Sistem ini digunakan untuk memintal serat-serat panjang seperti flax, henep, wol yang panjang dan sebagainya. Dalam pembuatan benang kapas, biasanya mesin roving sebelum mesin pintal benang yang sesungguhnya.
 
 
5.2 sistem pintal mule
Sistem pintal mule ini menggunakan prinsip seperti pembuatan benang dengan kincir. Kalau pada pembuatan benang dengan kincir peregangan serat-serat dan penggulungan benang dilakukan dengan menjauhkan tangan yang memegang gumpalan serat dan mendekatkan pada spindle pada waktu penggulungan benang, tetapi pada proses dengan sistem mule, spindelnya yang digerakkan dan mendekatkan pada waktu penggulungan. Sistem ini banyak digunakan untuk membuat benang dari wol yang kasar sampai yang halus.
 
5.3 sistem pintal cap
Cap atau topi yang berbentuk seperti bel yang dapat diletakkan pada ujung spindle. Karena poros bobbin menyelubungi spindel, maka bobin dapat diputar walaupun spindelnya diam. Pada spindel diterapkan leher yang dilekatkan pada roda dimana terdapat bobin , sehingga roda , leher  dan bobin dapat berputar bersamasama. Benang yang berasal dari rol depan melalui pengantar digulungkan pada bobbin dengan bergeser pada bobbin Cap. Karena terjadi gesekan antara benang dan bibir Cap, maka dengan berputarnya bobin, benang dapat tergulung. Bibir Cap berfungsi sebagai pengantar benang. Putaran benang mengelilingi bibir Cap, menghasilkan putaran atau antihan pada benang. Sistem ini banyak digunakan pada pembuatan benang dari wol.
 
 
Keterangan :
A : Cap atau topi
B : Spindel
C : Leher spindel
D : Roda pemutar benang
E : Bobin

5.4 sistem pintal ring
Sistem ini yang paling banyak digunakan untuk pembuatan benang. Di Indonesia hampir semua pabrik penghasil benang menggunakan sistem ini. Dipakai terutama untuk seratserat yang relatif pendek, terutama serat kapas. Prinsipnya dapat diikuti sebagai berikut, Spindel diputar melalui pita. Bobin yang berlubang dapat dimasukkan ke spindle sedemikian, sehingga kalau spindel berputar bobin turut pula berputar. Melingkari bobbin tersebut terdapat ring yang terletak pada landasan ring yang dapat naik turun. Pada bibir ring dimasukkan semacam cincin kecil berbentuk “C” yang disebut traveller dan berfungsi sebagai pengantar benang selama penggulungan. Agar benang tidak mengenai ujung spindel selama dipintal, maka diatas spindel dipasang pengantar benang yang berbentuk seperti ekor babi. Benang dari rol depan melalui pengantar benang selanjutnya digulung ke bobin yang lebih dahulu melalui traveller. 
Karena bobin berputar maka traveller turut berputar mengelilingi bibir ring. Oleh sebab traveller mengalami gesekan, maka putaran bobin lebih cepat dari pada traveller, sehingga terjadilah penggulungan benang pada bobin dan bersamaan dengan itu putaran traveller memberikan antihan pada benang.
 
Keterangan :
A : Roda pemutar spindel
B : Landasan ring
C : Ring
D : Bobin
E : Traveler
F : Pengantar benang
H : Pemisah

5.5 sistem pintal open end
Sistem pintal Open-end adalah cara pembuatan benang dimana bahan baku setelah mengalami peregangan seolah-olah terputus (terurai kembali) sebelum menjadi benang. Berbeda dengan sistem yang diuraikan terdahulu, maka pada sistem ini pemberian antihan tidak menggunakan putaran spindel tetapi dengan cara lain yaitu dengan menggunakan gaya aerodinamik yang dihasilkan oleh putaran rotor. Salah satu prinsip pemintalan Open-end sebagai berikut :    
Bahan berupa sliver masuk melalui corong, diambil oleh rol penyuap, dimasukkan ke daerah penggarukan. Oleh rol pengurai serat-serat diuraikan. Selanjutnya melalui pipa disalurkan ke rotor. Oleh rotor, serat dikumpulkan sepanjang sudut bagian dalam rotor, kemudian serat-serat masuk ke saluran dimana susunan serat-serat tersebut sudah menjadi benang yang antihannya ditentukan oleh rotor tersebut. Oleh perbedaan putaran rotor dengan kecepatan tarikan rol pelepas, maka terjadilah antihan dan penggulungan. Dari rol pelepas benang digulung pada bobin di atas rol penggulung.                  
      Dengan sistem ini produksinya jauh lebih tinggi dari pada sistem-sistem lain. Bahan baku dalam proses pembuatan benang adalah serat dan melalui proses pembukaan, pembersihan, peregangan dan pemberian antihan terbentuklah benang. Ditinjau dari panjang serat yang digunakan maka cara pembuatan benang digolongkan menjadi tiga sistem, yaitu :
·        Pembuatan Benang Sistem Serat Pendek
·        Pembuatan Benang Sistem Serat Sedang
·        Pembuatan Benang Sistem Serat Panjang
 
 
5.6 mesin-mesin pembuatan benang
      Adapun mesin pembuatan benang sebagai berikut :
1.      Mesin Blowing
Pada proses pemintalan serat staple atau serat pendek maka bahan yang akan diproses harus melalui proses blowing karena bahan baku serat pendek tersebut dikemas dalam bentuk bal yang merupakan serat-serat pendek yang dipadatkan dan berbentuk kotak. Oleh karena itu maka serat serat yang menggumpal harus diurai atau dibuka terlebih oleh mesin blowing . Adapun  tujuan proses blowing adalah :
·        Mencampur serat
·        Membuka gumpalan-gumpalan serat.
·        Membersihkan kotoran-kotoran
·        Membuat gulungan lap
Untuk melakukan fungsi tersebut maka mesin blowing terdiri dari beberapa mesin yang dirangkaikan menjadi satu. Adapun contoh susunan mesin tersebut adalah :
a.       Axifeed Blender                        e. Overhead 
b.      Axiflow Cleaner                        f. Buckley Cleaner
c.       Cage Section                            g. Scutcher  
d.      Hopper Feeder
Image result for mesin blowing
2.      Carding
Secara singkat, tujuan dari mesin  Carding adalah :
a.       Membuka gumpalan-gumpalan serat lebih lanjut, sehingga serat-seratnya terurai  satu sama lain.
b.      Membersihkan kotoran-kotoran yang masih ada didalam gumpalan-gumpalan serat atau yang tersangkut sejauh mungkin.
c.       Memisahkan serat-serat yang sangat pendek dari serat-serat panjang (main fibre).
d.      Membentuk serat-serat tersebut menjadi sliver , dengan arah serat ke sumbu dari sliver.
Prinsip Mesin Carding
Proses carding dilakukan dengan melewatkan lapisan atau gumpalan serat diantara dua permukaan yang menyerupai parut kawat yang bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Dengan demikian maka gumpalan-gumpalan serat tersebut akan tergaruk dan terurai. Karena jarak antara kedua permukaan itu sengat dekat, maka gumpalan-gumpalan kapas tersebut akan  membentuk lapisan serat yang tipis dan tersebar pada permukaan, dengan letak  serat  mengarah ke arah gerakan permukaan.
Pada dasarnya, ada dua gerakan pokok pada mesin Carding yang dilakukan oleh permukaan seperti parut yaitu Carding action (Gerakan penguraian) dan Stripping action (gerakan pengelupasan dan pemindahan). Perbedaan antara kedua gerakan ini terutama ditentukan oleh ujung yang tajam dan arah serta kecepatan permukan kawat tersebut.
·        Gerakan Penguraian (Carding Action), terjadi bila dua permukaan yang dilapisi jarum dengan arah yang berlawanan dan bergerak dengan kecepatan yang berbeda, dengan arah putaran yang sama. Silinder dengan kecepatan yang tinggi dan flat dengan kecepatan yang lambat. Juga terjadi antara silinder dengan kecepatan yang tinggi dengan doffer yang kecepatan relatih lebih lambat.
·        Gerakan pemindahan/pengelupasan (Strippinng Action), Gerakan pemindahan/pengelupasan terjadi bila dua permukaan yang dilapisi jarum-jarum dengan arah yang sama bergerak dengan kecepatan yang berbeda (lambat dan cepat) dengan arah gerakan yang sama,sehingga bagian yang tajam dari jarum pada permukaan yang bergerak cepat, seakan-akan menyapu bagian yang tumpul dari jarum pada permukaan yang dilaluinya. Proses Stripping Action ini terjadi antara Taker-in dengan Silinder dan Doffer dengan Doffer comb. Dalam hal ini kecepatan silinder ralatif lebih besar  dari kecepatan Taker-in, sehingga seakan serat berpindah ke permukaan silinder. Gerakan Stripping Action ini juga terjadi antara doffer dan doffer comb.
Image result for mesin carding
3.      Mesin Drawing
Pada prinsipnya mesin drawing merupakan proses peregangan pada bahan yang berupa sliver sehingga bahan tersebut setelah mengalami proses drawing akan mengalami pengecilan bahan, pensejajaran atau pelurusan serat, perangkapan dan pencampuran bahan. Selain itu tekukan tekukan yang dialami serat karena proses carding akan kembali diluruskan pada proses ini.
Adapun  tujuan proses drawing secara umum adalah :
a.       Meluruskan dan mensejajarkan serat-serat dalam sliver ke arah sumbu dari sliver
b.      Memperbaiki kerataa berat per satuan panjang, campuran atau sifat-sifat lainnya dengan jalan perangkapan.
c.       Menyesuaikan berat sliver per satuan panjang dengan keperluan pada proses berikutnya                                                        
Mesin drawing terbagi tiga bagian utama yaitu :Bagian penyuapan, bagian peregangan dan bagian penampungan.
Prinsip Kerja Mesin Drawing :                                                                                                          
Karena berfungsi sebagai perangkapan dan pencampuran maka untuk bahan baku mesin drawing memerlukan beberapa buah Can, kurang lebih 6 yang berisi sliver hasil Carding atau Combing ditempatkan di bagian belakang mesin drawing, kemudian masing-masing sliver dilalukan pada garpu pengantar sliver terus melalui pasangan rol penyuap dan sendok pengantar sliver, traverse sliver yang dapat begerak sendiri ke kiri dan ke kanan. Selanjutnya semua sliver di suapkan barsama-sama kepada keempat pasangan rol-rol peregang dimana terdapat apron pembersih. karena kecepatan permukaan rol-rol peregang berturut-turut makin cepat, maka kapas tersebut akan mengalami penarikan dan peregangan yang biasanya berkisar 6 sampai 8 kali, sehingga sebagian besar serat-serat menjadi lurus dan sejajar ke arah sumbu sliver.                Karena adanya penarikan dan peregangan, maka sliver yang keluar dari rol depan akan berukuran kurang lebih seperti sliver yang disuapkan. Sliver drawing yang keluar dari rol depan masing-masing berbentuk seperti pita yang berdampingan satu sama lain melalui pelat penampung terus disatukan melalui terompet, rol penggilas , coiler dan ditampung ke dalam can yang berputar diatas turn table seperti halnya pada mesin carding.
Image result for mesin drawing
4.      Mesin Combing
Pada mesin combing terjadi proses penyisiran serat, sehingga serat-serat pendek berikut kotorannya dapat dipisahkan, ujung-ujung serat yang tertekuk diluruskan dan letak serat-seratnya menjadi sejajar satu sama lainnya. Dengan demikian lap yang telah mengalami proses combing, hasilnya berupa sliver yang panjang seratnya relatif sama, lebih bersih dari kotoran dan relatif sejajar letaknya, sehingga pada proses drawing drafting seratnya dapat lebih mudah. Agar penyisiran di mesin combing dapat berhasil baik dan efisien, maka sliver hasil carding perlu mengalami proses peregangan pendahuluan pada mesin pre-drawing atau sliver lap, agar serat-seratnya menjadi agak lurus untuk disisir. Agar proses penyisiran lebih cepat, maka sliver tesebut perlu dirubah bentuknya menjadai lap-lap kecil pada mesin bobbin lap atau lap former. Untuk memperoleh hasil lap yang rata maka beberapa jajaran sliver dirangkap menjadi satu sebelum digulung menjadi lap kecil.
Mesin Combing merupakan Mesin perantara mesin Carding dan Drawing. Fungsi dari mesin Combing adalah :
a.       Memisahkan kotoran-kotoran yang masih terdapat pada sliver hasil mesin Carding.
b.      Memisahkan serat-serat pendek dengan panjang tertentu, dengan tujuan untuk memperbaiki kerataan panjang serat.
c.       Meluruskan dan mensejajarikan serat yang lebih baik, sehingga proses regangan pada proses berikutnya dapat dilakukan dengan mudah.
Image result for mesin combing
5.      Mesin Roving
Setelah mengalami proses peregangan, perangkapan, pensejajaran dan pelurusan serat pada mesin drawing maka serat yang dalam bentuk sliver diproses pada mesin roving. Serat-serat yang telah sejajar lurus dan rata hasil dari proses drawing sebelum dibuat menjadi benang harus melewati proses roving, karena pada mesin ini sliver akan mengalami pengecilan diameter (peregangan), pemberian sedikit antihan, penggulungan dalam bobin yang sesuai dengan proses selanjutnya (proses ring spinning). Sehingga fungsi atau tujan dari proses roving adalah :
a.       Peregangan (drafting) pada sliver sehingga diameternya mengecil dan serat lebih sejajar
b.      Pemberian antihan (twisting) pada sliver roving untuk meningkatkan kekuatan tarik pada saat peregangan di proses ring spinning
c.       Penggulungan (winding) sliver roving pada bobin yang sesuai untuk proses selanjutnya (ring spinning).
Peregangan (drafting), Peregangan dilakukan oleh 3 (tiga) pasang rol peregang. Terjadinya regangan karena terdapat perbedaan kecepatan permukaan dari rol depan (front roll) lebih besar dari pada kecepatan permukaan rol belakang (back roll). Akibatnya sliver berubah menjadi lebih kecil. Pada mesin roving tidak terjadi perangkapan sehinga sliver yang dihasilkan tetap mempunyai diameter yang kecil. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pada saat peregangan sliver roving menjadi benang pada mesin ring spinning
Pemberian Antihan (twisting), Antihan pada roving terjadi akibat perbedaan kecepatan putaran antara rol peregang depan dengan putaran spindle (flyer). Pada proses ini sliver diberi antihan bertujuan untuk memberi kekuatan tarik pada sliver walaupun jumlah antihan yang diberikan tidak terlalu besar.
Pengulungan (winding), Penggulungan terjadi karena kecepatan putar bobin yang lebih besar daripada kecepatan putar spinle flyer. Walaupun arah putaran spindel dengan bobin sama tetapi karena bobin berputar lebih cepat maka spindel akan diam relatif terhadap bobin.
Image result for mesin combing
6.      Mesin Ring Spinning
Mesin Spinning merupakan lanjutan dari mesin roving yang akan merubah sliver roving menjadi benang yang diinginkan. Agar proses pada mesin spinning berjalan dengan baik dan tidak mengalami kesulitan maka pemberian antihan pada mesin roving diberikan secukupnya/tidak boleh terlalu banyak. Sebab pada waktu peregangan pada mesin spinning dimana pembukaan  antihan sliver roving menjadi serat-serat yang dilakukan tidak akan mengalami kesulitan.
Proses pada mesin Spinning terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
a.       Drafting (peregangan), Proses penarikan serat-serat yang terjadi antara dua titik jepit pasangan rol-rol yang berputar. Dimana kecepatan rol penariklebih cepat daripada rol pendorongnya. Dan kecepatan rol peregang depan lebih cepat daripada rol peregang belakang, sehingga terjadi prosses peregangan. Tujuan dari peregangan adalah untuk mendapatkan nomer benang tertentu.
b.      Twisting (pemberi antihan), Merupakan syarat penting dalam pembuatan benang, karena sangat menentukan kekuatan benang. Tujuannya adalah memberi sejumlah antihan pada benang sesuai dengan nomer benang yang dipintal. Pada ring spinning twist terjadi karena ujung benang bagian atas seolah-olah dipegang oleh pasangan rol peregang depan  dan bagian bawahnya diputar oleh traveler.
c.       Winding (penggulungan), Terjadinya pengguluangan benang pada kain karena putaran traveler lebih kecil daripada putaran spindle.
 Image result for mesin ring spinning
7.      Mesin Open End Spinning
Pada pemintalan sistem open end pembentukan benangnya mengalami pemutusan kontinuitas antara bahan baku dengan bahan yang dihasilkan. Penyuapan dalam sistem ini dilakukan dalam bentuk serat-serat individu yang terbuka. Serat-serat yang disuapkan tadi akan disusun kembali pada alur pengumpulan dilakukan dengan aliran udara. Oleh karena itulah terjadi pemutusan bahan antara bahan yang disuapkan dengan benang yang dihasilkan.
a.       Penyuapan Bahan, Penyuapan bahan dilakukan oleh rol penyuap seperti lazimnya dan dapat di atur kecepatannya. Bahan yang disuapkan oleh rol penyuap tadi diuraikan menjadi serat-serat individu oleh penyisir (comber rol). Pembentukan benang akan terjadi dengan terkumpulnya serat-serat yang disuapkan tadi pada alur pengumpul serat.
b.      Penyisiran Serat, Penyisiran serat ini dilakukan oleh rol penyisir, yaitu suatu peralatan berbentuk seperti taker in pada mesin carding. Oleh rol tersebut serat-serat dari sliver diuraikan menjadi serat-serat individu. Penyisiran rol penyisir ini akan membantu mengarahkan kedudukan serat-serat sehingga dalam perjalanan maupun dalam penyusunan kembali serat-serat tersebut akan lebih teratur.
c.       Pengumpulan Serat dalam Rotor, Penyusunan kembali serat-serat individu pada alur pengumpul serat merupakan permulaan pembentukan benang. Serat-serat tiba pada dinding rotor secara tangensial dan pengambilan serat-serat tersebut sesudah menjadu benang dilakukan secara aksial melalui bagian tengah dari dinding pemisah.
d.      Pemberian Antihan, Dalam kecepatan putaran rotor yang tinggi, cincin serat berbentuk pita yang melingkar pada alur serat dalam rotor dapat dikatakan belum mempunyai antihan meskipun sudah merupakan rangkaian serat-serat yang berukuran kehalusan benang tertentu. Jika kedalam rotor, melalui lubang di tengah-tengah dinding pemisah (separator) dimasukan benang pemancing maka ujung benang pemancing itu akan terputar dan menempel pada cincin serat. Oleh adanya putaran ujung benang tadi maka akan terjadi gaya puntir pada benang pemancing tersebut.
e.       Penggulungan Benang, Penggulungan benang dilakukan oleh rol penggulung beralur dalam bentuk cheese dan ukuran besar sesuai dengan keperluan. Hal ini dilakukan demikian karena penggulungan ini terpisah sama sekali dengan proses pemberian antihan sehingga tidak mempengaruhi proses tersebut.
Image result for mesin open end spinning
5.7 pembuatan benang kapas
Ditinjau dari segi besarnya regangan atau urutan proses maka cara pembuatan benang kapas ada beberapa macam, yaitu :
·        Cara memintal dengan regangan biasa.
·        Cara memintal dengan regangan tinggi.
·        Cara memintal dengan regangan sangat tinggi.
5.7.1 cara memintal dengan regangan biasa
Biasanya digunakan untuk membuat benang yang halus yaitu benang Ne1 30 sampai dengan Ne1 150. Urutan proses dapat digambarkan sebagai berikut:
1.      Bal Kapas
2.      Blowing & Picking
3.      Carding
4.      Drawing 1
5.      Drawing 2
6.      Drawing 3
7.      Slubbing
8.      Intermediate
9.      Roving
1.      Jack
1.      Winding
1.       Spinning
Pada urutan proses diatas, terdapat tiga tahap pengerjaan di mesin drawing, hal ini bertujuan untuk mendapatkan persentase campuran yang lebih baik.
Sedangkan proses yang dimulai dari mesin Slubbing, Intermediate, Roving dan Jack bertujuan untuk memberikan regangan pada sliver / roving secara bertahap, sehingga benang yang akan dihasilkan mempunyai kerataan yang baik. Karena kurang efisien penggunaan sistem ini sekarang jarang dijumpai lagi.
5.7.2 cara memintal dengan regangan tinggi
Cara ini banyak dijumpai di pabrik pemintalan kapas di Indonesia. Urutan proses dapat diurutkan sebagai berikut :
1.      Bal Kapas
2.      Blowing & Picking
3.      Carding  
4.      Drawing 1
5.      Drawing 2
6.      Roving
7.      Spinning
8.      Winding
Perbedaannya adalah terdapat dua tahap proses di mesin Drawing dan satu tahap proses di mesin flyer atau yang biasa disebut simplex. Walaupun jumlah mesinnya lebih sedikit namun dapat menghasilkan benang yang nomornya sama dan tingkat kerataan benang yang baik, karena konstruksi mesin yang sudah lebih baik.
5.7.3 cara memintal dengan regangan sangat tinggi
Cara ini juga banyak dijumpai di Indonesia, dengan urutan proses sebagai berikut :
1.      Bal Kapas
2.      Blowing & Picking
3.      Carding
4.      Drawing 1
5.      Drawing 2
6.      Spinning
7.      Winding
Urutan proses system super hight draft ini sangat berbeda dengan urutan proses yang lain. Perkembangan selanjutnya merupakan bagaimana usaha untuk memperbesar produksi dengan biaya yang sekecilkecilnya.
Dengan memperbaiki konstruksi, menambah peralatan dan mempertinggi kecepatan dan penggunaan tenaga kerja sedikit mungkin. Pada saat ini telah dibuat System Hock, yaitu kapas yang  telah selesai diproses di mesin Blowing tidak digulung menjadi lap, melainkan langsung ke mesin Carding sampai dilayani oleh pekerja lagi. Dengan urutan proses sebagai berikut :
1.      Bal Kapas
2.      Blowing & Picking
3.      Carding
4.      Drawing I
5.      Drawing 2
6.      Roving
7.      Spinning
8.      Winding
Disamping cara tersebut diatas dewasa ini telah dikenal juga sistem baru yaitu Continous Automatic Spinning System.
Pada cara ini mesin Blowing, Carding dan Drawing dirangkaikan menjadi satu sehingga dengan demikian dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja.
5.7.4 pembuatan benang sisir
Dipasaran dikenal dua macam benang kapas yaitu : benang garu (Carded Yarn) dan benang sisir (Combed Yarn). Pada proses pembuatan benang garu, kapas setelah melaui proses di mesin Carding terus dikerjakan di mesin drawing seperti urutan proses yang telah diuraikan diatas, sedangkan pada proses pembuatan benang sisir, kapas setelah melalui proses di mesin Carding harus melalui proses di mesin Drawing. Pada mesin Combing terjadi proses penyisipan untuk memisahkan serat-serat pendek yang biasanya berkisar antara 12 % sampai dengan 18 % (sesuai kebutuhan) untuk dibuang sebagai comber noil. Benang Combing biasanya untuk keperluan kain rajut, benang jahit atau kain yang bermutu tinggi.                                                                     Urutan proses pembutan benang sisir dapat digambarkan sebagai berikut :
1.      Bal Kapas
2.      Blowing & Picking
3.      Carding
4.      Pre Carding
5.      Super Lap
6.      Combing
7.      Drawing
8.      Drawing II
9.      Roving
10.  Spinning
11.  Winding
5.8 pembuatan benang wol
Dalam proses pembuatan benang wol terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu :
5.8.1 sistem pembuatan benang wol garu
Sistem pemintalan Woolen berbeda bengan system pemintalan lainnya dan mempunyai ciri-ciri yang khusus pula, antara lain :
·        Benangnya kasar dan empuk    
·        Letak untaian serat-serat yang membentuk benang tidak teratur
·        Mengkeret besar dan elastisitas rendah
·        Bahan baku serat wol rendah berasal dari macammacam limbah serat, limbah benang atau limbah kain, yang kemudian digaru dan kadang dicampur dengan serat-serat kain (misalnya serat sintetis).
Urutan proses pemintalan benang wol garu :
1.      Sortir
Bertujuan untuk memisahkan setiap jenis bahan menurut klasifikasi tertentu agar mendapatkan kwalitas bahan yang sama.
2.      Opening & Cleaning
Bertujuan untuk :
a.       pembukaan setelah pencelupan
b.      pembukaan persiapan sebelum pencampuran
c.       pembukaan bahan sebelum pencucian
d.      pembersihan carbon setelah proses carbonization
e.       pembersihan kotoran-kotoran
3.      Washing
Bertujuan untuk membersihkan kotorankotoran serta minyak-minyak yang menempel pada serat wol dan dikerjakan pada larutan sabun atau soda pada suhu 40o selama ± 6jam.
4.      Drying
Proses yang dilakukan pada :
·        pengeringan yang dilakukan terhadap bahan yang telah mengalami proses pencucian dan karbonisasi sehingga kadar airnya tinggal ±20 %.
·        Pengeringan persiapan karbonisasi. Pengeringan ini hanya dilakukan pada bahan benang wol garu.
5.      Carbonization
Bertujuan untuk :
a.   Memisahkan hasil tembahan noil, limbah benang dan serat-serat lain yang mungkin tercampur, seperti serat kapas, serat sintetis.
b.     Memisahkan kotoran-kotoran yang menempel pada serat wol antara lain kulit, biji, ranting yang berasal dari senyawa selulosa. Proses karbonisasi dapat menggunakan larutan asam sulfat (wol carbonization).
6.      Tearing Into Fiber
      Bertujuan untuk menguraikan serat-serat menjadi bentuk yang dapat dipintal yang berasal dari bahan baku yang berupa limbah benang maupun limbah kain. Agar tidak terlalu banyak serat yang putus-putus, biasanya terlebih dahulu diadakan peminyakan terhadap bahan baku yang akan disiapkan.
      Jenis mesin yang digunakan adalah :
a.       Rag Machine
      Dalam proses ini bahan yang berasal dari limbah kain diuraikan dalam bentuk serat-serat tanpa banyak mengalami kerusakan serat yang cukup berarti sehingga memudahkan dalam proses berikutnya.
b.      Garnett Machine
Proses ini bertujuan agar limbah benang atau bahan yang berasal dari mesin Rag dapat dibuka dan diuraikan.
c.       Opening Card
Bagian bahan yang belum sempurna terbuka dan terurai pada proses mesin garnett atau bahan sebelum pencelupan dapat lebih terbuka dan terurai dengan dikerjakan pada mesin Carding.
7.      Mixing & Oiling
Bertujuan untuk :
a.       mendapatkan campuran yang homogen dan setiap jenis kwalitas bahan baku yang akan diolah.
b.      mendapatkan jumlah kandungan minyak yang merata dalam bahan.
c.       mendapatkan harga pokok bahan baku yang rendah.
8.      Carding
Bertujuan untuk :
a.       menguraikan gumpalangumpalan serat menjadi serat-serat individu.
b.      mencampur setiap jenis bahan dengan baik.
c.       mendapatkan sliver yang rata.
9.      Ring Spinning
Wolen Spinning dikenal dengan dua cara, yaitu :
a.       Intermitten Spinning Machine
b.      Continous Spinning Machine
yang pertama adalah Mule spinning, sedangkan yang kedua adalah Ring Spinning.
5.8.2        pembuatan benang wol sisir
Prinsip dasar pemintalan sistem ini sama dengan system pemintalan kapas dan sutera. Bahan baku serat wol mengalami pengaliran untuk menghilangkan kotoran-kotoran, pensejajaran dan pelurusan serta pemintalan serat pendek sehingga diperoleh benang yang berkilau dan rata permukaannya. Umumnya diperlukan serat yang panjang serta kehalusan sama.                            
  Perbedaan utama terhadap sistem pemintalan kapas adalah urutan prosesnya. Dalam hal ini serat wol terlebih dahulu mengalami proses pengerjaan secara kimiawi dengan jalan pemasakan untuk menghilangkan bekas-bekas keringat dan kotoran lain. Selain dari pada itu jumlah susunan dan jenis urutan mesin lebih banyak sistem pemintalan worsted, menurut sifat bahan bakunya dapat dibagi dalam dua cara, yaitu :
·        Cara pemintalan Worsted Inggris (Bradford)
·        Cara pemintalan Worsted Perancis (Continental)
Umumnya untuk serat wol panjang digunakan cara Inggris dan untuk serat wol pendek digunakan cara Perancis.
Urutan proses pemintalan benang wol sisir :
1.      Sortir
Pemisahan atau pengelompokkan yang bertujuan untuk mendapatkan kwalitas hasil benang yang sesuai tujuannya.                                             
Pengelompokkan ini didasarkan atas kehalusan, panjang, kekuatan, keriting (crimp), warna serat dsb. Dan setiap lembaran yang berasal sari seekor biri-biri dikelompokkan menjadi 3 – 4 kelas.
2.      Washing
Bertujuan untuk menghilangkan kotorankotoran serta lemak-lemak yang melekat pada serat wol. Pencucian dilakukan dengan menggunakan alkoli dan sabun.
3.      Drying
Serat wol yang telah mengalami pencucian kemudian dikeringkan agar satu sama lain saling membuka.
4.      Oiling
Bertujuan agar serat-serat yang telah mengalami pengeringan tidak mudah patah/rusak (getas) pada serat proses caring dan juga menghidari listrik statik dan serat-serat lebih lentur dan mempunyai sifat lenting yang baik. Persentase peminyakan biasanya berkisar antara 2 – 3 % dari berat kering.
5.      Carding
Bertujuan untuk :
·        menguraikan gumpalan serat-serat wol yang telah megalami pencucian dan pengeringan menjadi seratserat individu.
·        memisahkan serat-serat pendek dan yang panjang serta menghilangkan kotoran-kotoran.
·        meluruskan serta mensejajarkan serat.
·        Membuat sliver atau lap.
Jenis mesin Carding yang digunakan adalah Roller Card berbeda dengan mesin Carding yang digunakan untuk proses kapas.                                      
Hasil akhir mesin Carding yang berupa sliver langsung ditampung dalam can, digulung dalam bentuk ball atau gulungan (ball). Hasil perangkapan web dari 8 - 10 buah mesin Carding.
6.      Combing
Bertujuan untuk :
·        memperbaiki kerataan pan jang serat.
·        Memisahkan serat-serat pendek dan kotoran yang masih melekat dengan jalan penyi siran.
·        Mensejajarkan serta melu ruskan serat-serat.
Sliver yang dihasilkan dari proses pada mesin Combing ini lebih rata dan biasanya disebut TOP”. Proses Combing ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : Cara Inggris dan Cara Perancis Cara Perancis biasanya digunakan untuk proses serat wol merino, sedangkan cara Inggris adalah untuk serat wol Inggris.                                                                       Sebelum proses dilanjutkan, top yang dihasilkan dari proses Combing terlebih dahulu mengalami proses pencucian pada mesin Back Washing. Tujuan pencucian ini adalah sebagai berikut :
·        menghilangkan kotoran-kotoran serat minyak yang melekat agar didapatkan hasil celupan yang baik.
·        menjaga kemungkinan terja dinya perubahan warna, karena adanya reaksi kimia dari sisa kotoran minyak bila terjadi penyimpanan yang lama.
·        Top sebagai bahan setengah jadi yang juga diperjualbelikan maka sedikit banyaknya harus lebih baik kuwalitasnya dan kenampakannya.
7.      Drawing
Bertujuan untuk :
·        meluruskan serta lebih mensejajarkan letak seratserat kearah sumbu sliver.
·        mengurangi ketidakrataan sliver dengan jalan perangkapan. Untuk melakukan proses drawing tersebut, biasanya dilakukan pada mesin Gil Box.
Sesuai dengan sifat bahan baku dan hasil benang yang diinginkan proses drawing ini dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu :
1.      Fench drawing
2.      English drawing (disebut juga Brag Ford System)
3.      Anglo-Continental drawing
4.      American drawing
5.      New English System atau Raper System drawing
      French drawing digunakan untuk memproses dry top yang berasal dari serat wol merino yang halus dan pendek. English drawing digunakan untuk memproses oil Top. Anglo-Continental drawing dapat digunakan untuk memproses dry top maupun oil top. American drawing susunannya sangat sederhana. New English System menggunakan auto leveler sehingga menghasikan sliver yang rata dan merupakan suatu system yang terbaru. Tujuan susunan mesin drawing serta besar nilai regangan dan jumlah rangkapan tergantung pada cara yang digunakan serta sifat serat wol yang diolah. Hal ini biasa digunakan pada cara Inggris dan Perancis untuk bahan serat wol yang halus dan putih yang terdiri dari 9 susunan. Untuk serat-serat wol medium terdiri dari 7 susunan, sedangkan untuk serat-serat wol panjang, mohair dan lain sebagainya terdiri dari 6 susunan mesin drawing. Hasil akhir dari mesin drawing ini merupakan Roving. Sebelum dilakukan proses drawing pertama-tama diadakan pemilihan top. Pemilihan itu didasarkan pada kwalitas dan harga top serta kwalitas benang yang akan dihasilkan.                                                     
8.      Ring Spinning
Sama halnya dalam proses pembuatan benang kapas, pada proses di mesin Ring Spinning ini bertujuan untuk melaksanakan peregangan (drafting), penggintiran (twisting) dan penggulungan (winding) terhadap roving untuk mendapatkan benang yang rata. Karena roving dalam system worsted spinning ada yang berasal dari cara drawing Inggris (yang mempunyai antihan) dan cara drawing Perancis (yang tidak mempunyai antihan), maka mesin Ring spinning pun disesuaikan dengan jenis roving yang diolah. Jenis mesin Ring spinning terdiri dari :
1.      Mesin Spinning Flyer (Flyer Spinning Frame)
2.      Mesin Spinning Cap (Cap Spinning Frame)
3.      Mesin Ring Spinning (Ring Spinning Frame)
4.      Mesin Mule Spinning (Mule Spinning Frame)
          Mesin Spinning Flyer, mesin spinning Cap dan mesin Ring Spinnng digunakan untuk mengolah roving yang berasal dari cara drawing Inggris dan menghasikan benang yang berkilau. Mesin Ring Spinning dan mesin Mule Spinning digunakan untuk mengolah roving yang berasal dari cara drawing Perancis yang tidak mempunyai antihan dan menghasilkan benang yang empuk.

1 komentar:

  1. Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
    Terjangkau
    Cost saving
    Solusi
    Penawaran spesial


    Salam,
    (Tommy.k)
    WA:081310849918
    Email: Tommy.transcal@gmail.com
    Management
    OUR SERVICE
    Coagulan
    Flokulan
    Boiler Chemical Cleaning
    Cooling tower Chemical Cleaning
    Chiller Chemical Cleaning
    AHU, Condensor Chemical Cleaning
    Chemical Maintenance
    Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
    Garment wash
    Eco Loundry
    Paper Chemical
    Textile Chemical
    Coagulant
    Flokulan,nutrisi, bakteri
    Degreaser & Floor Cleaner Plant
    Oli industri
    Rust remover
    Coal & feul oil additive
    Cleaning Chemical
    Lubricant
    Other Chemical
    RO Chemical
    Hand sanitizer
    Evaporator
    Oli Grease
    Karung
    Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
    Zinc oxide
    Thinner
    Macam 2 lem
    Alat-alat listrik
    Packaging
    Pallet
    CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
    Almunium

    BalasHapus